Kamis, 28 November 2013

Analisis Akuntansi dan Keuangan


A.     Analisis Akuntansi dan Keuangan

                Analisis akuntansi adalah kegiatan yang dilakukan sebelum seorang yang akan melakukan analisis keuangan atas laporan keuangan perusahaan. Analisis akuntansi dilakukan karena beberapa faktor berikut ini.

                Standar akuntansi, dalam standar akuntansi terdapat prinsip-prinsip yang menyebabkan laporan keuangan tidak mencerminkan realitas ekonomi yang ada. Akibatnya laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan sebenarny. Contohnya penggunaan prinsip historical cost dalam akuntansi menyebabkan aktiva dinilai berdasarkan nilai pada saat perolehan padahal nilainya saat ini sudah berubah.

                Dalam akuntansi banyak menggunakan estimasi yang ditentukan oleh manajemen. Adakalanya estimasi yang dilakukan tidak akurat sehingga menyebabkan angka dalam laporan keuangan menjadi salah atau tidak mencerminkan realitas ekonomi.

                Karakteristik kualitatif laporan keuangan telah ditetapkan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, namun diantara karakteristik kualitatif sering terdapat benturan. Sebagai contoh penggunaan konsep reliable dan relevance. Jika mengutamakan reliable maka prinsip historical cost lebih reliable karena harga perolehan dapat diverifikasi, namun nilainya tidak menunjukkan nilai ekonomis terkini aset tersebut sehingga kehilangan relevansi.

                Earning management merupakan praktek yang membuat laporan keuangan dapat bias karena disajikan menurut tujuan dari penyusunnya. Earning manajemen adalah tindakan yang dibolehkan karena masih berdasarkan standar ataupun tindakan yang dilarang karena melanggar standar dalam upaya manajemen mengatur kinerja keuangan untuk tujuan memenuhi kontrak atau ketentuan tertentu.

                Mengingat kelemahan tersebut, maka sebelum laporan keuangan dianalisis harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian angka-angka laporan keuangan. Kegiatan ini disebut recasting karena kita menyusun ulang laporan keuangan sebelum analisis rasio dan analisis yang lain dilakukan


a.   Kegunaan Akuntansi bagi Perusahaan

            Perusahaan adalah suatu lembaga yang melakukan kegiatan usaha baik memproduksi barang ataupun jasa untuk dikonsumsi oleh masyarakat yang bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya.
            Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, jasa, ataupun perusahaan manufaktur pasti melakukan transaksi. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan tersebut harus dicatat  dengan baik dan benar sesuai bukti-bukti yang ada. Proses pencatatan transaksi tersebut disebut sebagai proses akuntansi atau siklus akuntansi.
            Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan, kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan tersebut. Jika proses akuntansinya tersusun dengan baik dan benar sesuai dengan bukti-bukti yang ada, maka kemungkinan besar perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang baik, begitu pula sebaliknya.
            Akuntansi juga berfungsi sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan, misalnya untuk mengetahui  maju mundurnya suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Selain itu akuntansi juga berfungsi sebagai dasar dalam perhitungan pajak suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para investor yang ingin menginvestasikan asset mereka. Jadi dengan kata lain akuntansi merupakan cerminan dari suatu perusahaan.

Kegunaan  Akuntansi Bagi Perusahaan:
  1. Manajemen merupakan pihak intern yang berkaitan langsung dan sangat memerlukan infomasi keuangan untuk melakukan pengendalian (controll), pengkoordinasian (coordination), dan perencanaan (planning).
  2. Pihak ekstern yang mempunyai kaitan langsung dengan perusahaan, antara lain investor (pemilik), kreditor, pelanggan, karyawan, dan masyarakat. Mereka berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan dengan manfaat yang berbeda-beda, antara lain :
a.       Pemilik berkepentingan untuk menentukan sikap tetap memegang saham atau melepasnya.
    1. Kreditor berkepentingan untuk memutuskan kredit kepada perusahaan dapat diperpanjang atau diperbesar.
    2. Pelanggan (customer) berkepentingan untuk mengevaluasi hubungan usaha dengan perusahaan.
    3. Karyawan berkepentingan untuk mengetahui hak-hak yang dapat diperoleh dari peusahaan.
    4. Masyarakat umum berkepentingan untuk aspek umum dan sosial perusahaan.
    5. Perusahaan dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya memerlukan informasi mengenai alokasi sumber daya. Informasi tersebut digunakan untuk menentukan aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar penyusunan statistik pendapatan nasional.

b.   Jenis-jenis laporan keuangan

            Sesuai dengan definisi akuntansi sebagai suatu kegiatan yang meliputi proses pencatatan sampai dengan penganalisaan data-data keuangan perusahaan, produk (out put) yang dihasilkan kegiatan tersebut berupa pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan ini terdiri dari pelaporan keuangan yang khusus digunakan untuk kepentingan internal perusahaan saja dan juga pelaporan keuangan yang ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan.
            Jenis pelaporan keuangan berikut ini dapat dikategorikan sebagai pelaporan keuangan yang terutama ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan. Meskipun demikian pihak internal juga memerlukannya. Pelaporan keuangan ini lazim disebut dengan laporan keuangan, yang meliputi:
1. Laporan Laba Rugi yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang hasil    kegiatan operasi perusahaan (laba atau rugi) selama satu kurun waktu (periode) tertentu.
2. Laporan Ekuitas yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang perubahan ekuitas pemilik atau modal selama kurun waktu (periode) tertentu.
3. Neraca yaitu laporan keuangan yang memberkan informasi tentang aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada saat (tanggal) tertentu.
4. Laporan Arus Kas yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama kurun waktu (periode) tertentu.
5. Catatan atas Laporan Keuangan yaitu berupa informasi baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kebijakan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, rincian pos pos laporan keuangan, penjelasan kontrak-kontrak utang perusahaan dan lain-lain.


B.    Pengertian Analisa Rasio Pendanaan

            Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan penilaian terhadap sesuatu dengan menggunakan berbagai metode atau standardisasi. Begitu juga untuk melakukan penilaian suatu perusahaan, kita dapat melakukan penilaian dengan berbagai metode, salah satu metode yang dikenal adalah analisa rasio (financial ratio)
Yang dimaksud dengan analisa rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam Iaporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.

1.       Tuiuan Analisa Rasio

            Analisa rasio dapat ditinjau dari berbagai sudut sesuai dengan kepentingannya. Seperti analisa rasio berdasarkan sumber data dari mana rasio itu dibuat, analisa rasio berdasarkan tujuan dari penganalisa itu sendiri, analisa rasio berdasarkan tujuan dari para kreditur jangka pendek maupun kreditur jangka panjang, dan analisa rasio ditinjau dari sudut pemegang saham maupun calon investon serta analisa rasio ditinjau dari segi manajemen perusahaan.




a.             Berdasarkan sumber data dari mana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat dibedakan sebagai berikut.


(1) Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio)
Rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang datanya berasal dari pos-pos yang ada di neraca.
      (2) Rasio-rasio Iaba rugi (income statement ratio)
Rasio Iaba rugi, yaitu rasio-rasio yang datanya berasal dari pos- pos rugi Iaba.
                  (3) Rasio-rasio antar Iaporan (inter statement ratio)
Rasio antar Iaporan, adalah gabungan dari pos-pos yang terdapat dalam neraca dan rugi Iaba.

b.            Di samping penggolongan tersebut, rasio juga dibuat berdasarkan tujuan dari pihak penganalisa daiam mengevaluasi kinerja suatu perusahaan berdasarkan Iaporan keuangannya.

c.             Bagi kreditur jangka pendek Iebih menekankan pada penilaian kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang yang segera harus dilunasi. Dalam jangka pendekjumlah aktiva Iancar yang dimiliki akan menentukan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya, atau dengan kata lain analisa tingkat Iikuiditasnya (liquidity).


d.            Sementara itu kreditur jangka panjang Iebih menekankan pada penilaian kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjaman dan kemampuan membayar pokok pinjaman; jadi, di samping Iikuiditas maka tingkat profitabilitas (profitability) juga dinilai.

e.              Para pemegang saham selain meniiai Iikuiditas dan profitabilitas, juga memperhatikan tingkat pengembalian (return) terhadap investasi yang ditanamnya.

f.              Calon investor Iebih melihat pada rasio penilaiannya (valuation) untuk menentukan Iayak atau tidaknya saham perusahaan tersebut dimiliki. Ukuran baik tidaknya kinerja perusahaan dari segi manajemen keuangan adalah sebagai berikut.


1)                  Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (hutang) yang akan jatuh tempo (liquidity).

2) Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan yaitu perbandingan antara hutang dan modal (leverage).

3) Kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (proHtability).
4) Kemampuan untuk berkembang (growth).
5) Kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksima(activity).

Kinerja tersebut saling terkait antara satu dengan Iainnya, misalnya untuk mengukur proritability perusahaan berhubungan dengan leverage, yaitu seberapa besar hutang perusahaan khususnya hutang yangmengandung biaya bunga, sebab semakin besar biaya bunga semakin kecil profitability

Walaupun perusahaan memiliki profitability yang tinggi, namun Iikuiditasnya rendah, perusahaan menghadapi masalah, yaitu paiiit karenatidak mampu membayar hutangnya.

Selain itu, protitability perusahaan juga dapat melihat apakah aset yangdimiliki perusahaan telah digunakan secara maksimai. Sebagai contoh, apakah piutang usaha yang ada sudah tergolong wajar?. Bila piutangusaha tergolong cukup besar dan sebagian besar piutang usaha dibiayai oleh hutang bank maka perusahaan harus menanggung biaya bunga yang Iebih besar dari semestinya. Akibatnya adalah profitability mengalamipenurunan.

Analisa perbandingan rasio, dapat dilakukan dengan dua cara.
(1)    Analisa Horizontal, yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari satu periode dengan periode Iainnya. Misalnya, membandingkan rasio perusahaan pada tahun 2005 dan rasio tahun 2006 sehingga dapat diambil suatu kesimpulan apakah kinerja perusahaan mengalami peningkatan/peitumbuhan atau sebaliknya.

(2)    Analisa Vertikal, yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan sejenis atau industri dalam satu periode yang sama. Misalnya PT X bergerak dibidang industri rokok, maka ratio PT X tahun 2006 dibandingkan dengan ratio PT Y tahun 2006 yang juga bergerak dibidang industri rokok atau membandingkan ratio PT X tahun 2006 dengan rata-rata industri rokok tahun 2006 sehingga dapat disimpulkan mengenai kinerja perusahaan


Ada berbagai pendapat ahli mengenai Kategori dari rasio-rasio tersebut yang didasarkan pada tujuan penganalisa dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan Iaporan keuangannya.
a.       Menurut John J. Hampton, rasio keuangan dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yakni rasio Iikuiditas, rasio prolitabilitas, dan rasio kepemilikan.

1) Rasio Iikuiditas

Rasio Iikuiditas bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi. Kategori rasio Iikuiditas, antara lain rasio Iancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), perputaran piutang (reveivable turn over), dan perputaran persediaan (inventory turn over).

2) Rasio profitabilitas

Rasio profltabilitas berlujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Misalnya, ma'gin keuntungan (profit margin), margin Iaba kotor (gross prolitmargin), perputaran aktiva (operating assets turn over), imbalan hasil dari investasi (return on investment), dan rentabilitas modal sendiri (return on equity).

3) Rasio kepemilikan

Rasio kepemilikan berkaitan Iangsung ataupun tidak Iangsung dengan keuntungan dan Iikuiditas. Membantu pemilik saham dalam mengevaluasi aktvitas dan kebijaksanaan perusahaan yang berpengaruh terhactap harga saham di pasaran. Misalnya, keuntungan per Iembar saham (earning per share), nilai buku per Iembar saham (book value per share), dan rasio hutang dan modal sendiri (capital structure ratio).

b. Menurut Fred J.Weston, rasio-rasio keuangan ini dibagi menjadi 6 kelompok, yakni rasio Iikuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan rasio valuasi.

1. Rasio Iikuiditas
Rasio Iikuiditas bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajilsan jangka pendeknya.
2. Rasio leverage
Rasio leverage bertujuan mengukur sejauh mana kebutuhan keuangan perusahaan dibiayai dengan dana pinjaman.

3. Rasio aktivitas
Rasio aktivitas bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana.
4. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.
5. Rasio pertumbuhan
Rasio pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri.
6. Rasio valuasi
Rasio valuasi, bertujuan mengukur performa perusahaan secara keseluruhan, karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil.

c . Menurut Lyn M. Fraser; rasio keuangan dapat digolongkan sebagai berikut.
Rasio Iikuiditas (solvensi jangka pendek)
1.       Rasio Iikuiditas, yaitu rasio yang bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan uang tunai.Terdiri dari rasio Iancar (current ratio), Rasio cepat (quick ratio), Rasio aliran kas (cash How liquidity ratio). Rasio aktivitas (efisiensi pengelolahan aset)
2.       Rasio aktivitas, yaitu rasio untuk mengukur Iikuiditas aktiva tertentu dan efisiensi pengelolaan asset, terdiri dari rata-rata pengumpulan piutang (account receivable in days), perputaran piutang (account receivable turn over), perputaraan persediaan (Inventory turn over), perputaran aktiva tetap (fixed asset turn over), perputaran total aktiva (asset turn over).
3.       Rasio leverage (pembelanjaan dengan hutang dan pelunasannya) Rasio leverage, yaitu rasio untuk mengukur sejauh mana pembelanjaan dilakukan dengan hutang dibandingkan dengan modal, dan kemampuan untuk membayar bunga sefca beban tetap lain. Rasio ini terdiri dari debt to equity, TIER, fixed charge coverage, cash How adequacy
4.       Rasio profitabilitas (efisiensi dan kinerja keseluruhan) Rasio profitabilitas, yaitu rasio untuk mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolahan aktiva, kewajiban dan kekayaan. Terdiri atas gross profit margin, operating profit margin, netprotit margin, cash How margin, ROA, ROE dan cash return on assets.

C.     Metode Metode Pendanaan Hutang

            Perusaahan meminjam dana untuk diinvestasikan dalam aktiva-aktiva yang berbentuk bangunan, mesin-mesin, dan peralatan lainya. Perusahaan-perusahaan yang akan menginvestasikan pada tambahan aktiva-aktiva ini biasanya harus meminjam lebih banyak dana. Perusahaan jasa akan menghabiskan lebih banyak uang yang pada karyawanya. Disbanding mesin-mesin da pabrik-pabrik. Sehingga, mereka tidak akan perlu meminjam banyak dana karena tidak perlu membeli mesin-mesin untuk keperluan produksi. Namun sebaliknya, perusahaan-perusahaan industry cenderung memiliki investasi yang sangat besar dalam aktiva seperti bangunan, mesin-mesin dan oleh karenanya harus memperoleh modal lebih banyak. Metode-metode pendanaan utang yang umum akan diuraikan lebih lanjut

            Sebagai salah satu metode pendanaan umum, perusahaan memperoleh pinjaman dari berbagao lembaga keuangan. Ketika perusahaan mengajukan permohonan pinjaman. Harus menyajikan rencana keuangan secara rinci, termasuk mengenai proyeksi khususu akan pendapatan dan pengeluaran dimasa mendatang. Rencana tersebut harus dapat menggambarkan bagaimana perusahaan akan menghasilkan pendapatan cukup layak untuk membayar pinjaman sepanjang jangka waktu.

            Banyak pinjaman untuk masa tiga tahun atau blebih. Pemilik dana akan menilai kelayakan kredit dari perusahaan, berkenaan dengan beberapa faktor yaitu :
1.      Rencana penggunaan pinjaman perusahaan
2.      Kondisi keuangan bisnis perusahaan
3.       Peramalan tentang industry atau lingkungan di sekitar bisnis perusahaan
4.      Adanya jaminan dari perusahaan yang dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman.

Karena pemilik dana harus menilai kondisi keuangan setiap bisnis yang akan diberi pinjaman, maka pemilik dana akan sangat memerlukan laporan-laporan keuangan. Pemilik dana akan menilai laporan-laporan keuangan untuk menentukan apakah perusahaan akan sanggup membayar pinjaman tepat pada waktunya.
Jika pemilik dana menentukan bahwa perusahaan cukup layak untuk mendapatkanpinjaman, maka mereka akan mencoba menentuka persyaratan pinjaman yang dapat disetujui oleh perusahaan. Persyaratan-persyaratan pinjaman akan menentukan jumlah pinjaman, jangka waktu pinjaman, dan tingkat suku bunga pinjaman

D.    Tingkat Suku Bunga dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

a.      Pengertian Tingkat Suku Bunga
      Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang umunya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing (dalam Madura, 2000, p. 101).

      Adapun pengertian suku bunga (interest rate) (dalam Samuelson dan Nordaus, 1992, p.500 ):

a. Interest adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
b. Interest rate adalah jumlah interest yang dibayarkan per unit waktu atau orang harus membayar untuk kesempatan meminjam uang.
c. Karakteristik pinjaman dari tingkat suku bunga yang berbeda dapat dilihat dari :
1. Term or maturity
Merupakan jangka waktu atau jatuh tempo, dimana mereka harus membayarnya.
2. Risk
Beberapa pinjaman pada umumnya tidak beresiko, sementara yang lain mengandung tingkat inflasi spekulasi yang tinggi.
3. Liquidity
Aktiva dikatakan likuid apabila dapat diubah dalam bentuk tunai (cash) secara cepat dan dengan kerugian nilai yang sedikit pula.
4. Administrative costs.
Biaya administrasi yang dibebankan pada para peminjam atas kelalaian dan urusan administrasi.

d. Suku bunga diskonto adalah tingkat suku bunga yang dibayar oleh Bank-bank umum apabila meminjam uang dari Bank Sentral. Menurut Weston dan Copeland (1998, p. 184), suku bunga dalam keseimbangan suatu pasar merupakan harga suatu waktu, dimana harga tersebut adalah hasil pengembalian yang menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan ekonomi. Suatu tingkat suku bunga akan cenderung naik apabila jumlah uang lebih sedikit dan permintaan terhadap uang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, tingkat suku akan cenderung turun apabila jumlah uang lebih banyak/besar dan permintaan terhadap uang lebih sedikit.
Sedangkan teori paritas suku bunga merupakan salah satu teori yang penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas. Teori ini pada dasarnya bahwa tingkat bunga di suatu negara akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan laju depresiasi mata uang suatu negara dengan negara lain. Berdasarkan Shapiro ( 1994, p. 164 ) bahwa yang dimaksud dengan Interest Parity adalah suatu kondisi di mana perbedaan tingkat suku bunga sama dengan perbedaan forward di pasar yang efisien dengan asumsi tidak ada biaya transaksi (no transaction cost).
b.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
            Agar keuntungan dapat diperoleh secara maksimal, manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya suku bunga. Karena apabila salah dalam menentukan suku bunga bank akan mengalami kerugian. Diantara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suku bungan ini antara lain:

1.      Kebutuhan dana
Yaitu dana yang dibutuhkan bank sebagai simpanan, karena banyaknya permintaan untuk pembiayaan dari masyarakat peminjam, sedangkan dana di bank kurang mencukupi untuk permintaan ini dan persediaan yang likuid di kas. Oleh karena itu untuk memancing nasabah pemodal supaya mau menabungkan dsana di bank, maka bank akan menaikkan suku bunga simpanan. Dengan naiknya suku bunga simpanan ini akan mengakibatkan naiknya suku bunga pinjaman dari bank tersebut.
2.      Taget laba yang diinginkan
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman, dimana apabila bank menginginkan laba yang besar maka bunga pinjaman juga ikut naik.
3.      Kualitas jaminan
Kualitas jaminan juga dapat mempengaruhi suku bunga bagi peminjam. Maksud kualitas disini adalah semakin likuid jaminan yang dijaminkan maka suku bunga akan cenderung turun, begitu juga sebaliknya. Sebagi contoh, jaminan berupa sertifikat deposito berbeda jauh dengan sertifikat tanah. Hal ini di karenakan, jika pinjaman bermasalah, pencairan jaminan berupa sertifikat deposito lebih mudah dicairkan dibanding sertifikat tanah.
4.      Kebijaksanaan pemertintah
Dalam menentukan bunga simpanan dan bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi standar yang diperbolehkan pemerintah. Tujuan kebijakan dari pemerintah ini adalah agar bank dapat bersaing secara sehat.
5.      Jangka waktu
Baik untuk bunga simpanan maupun pinjaman faktor jangka waktu sangat menetukan. Untuk pinjaman, semakin lama jangka waktunya maka bunga pinjaman pun semakin tinggi, hal ini dikarenakan besarnya kemungkinan risiko macet dimasa akan datang. Sedangkan untuk simpanan berlaku sebaliknya, semakin lama jangka waktunya maka bunga simpanannya akan semakin rendah.
6.      Reputasi perusahaan
Faktor ini lebih berpengaruh pada bunga pinjaman, karena perusahaan yang bonafid untuk kemungkinan risiko kredit macet di masa akan datang relatif kecil dibankding denga perusahaan yang memiliki bonafid yang kurang.
7.      Produk yang kompetitif
Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya bunga pinjaman. Produk yang kompetitif disini adalah produk yang laku di pasaran. Semakin kompetitif produk tersebut, maka bunga pinjaman akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena produk jenis ini perputarannya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
8.      Hubungan baik
Besarnya bunga pinjaman yang diberikan sangat berkaitang dengan faktor kepercayaan terdahap si peminjam. Dalam praktiknya bank menggolongkan nasabah itu menjadi dua, yaitu nasabah utama (primer) dengan nasabah biasa (skunder). Penggolongan ini didasarkan kepada loyalitas nasabah kepada bank yang bersangkutan.
9.      Persaingan
Dalam kondisi bank yang sedang membutuhkan dana, sementara tingkat persaingan dalam perebutan dana sangat ketat, maka bank menaikkan suku bunga lebih tinggi dibankding bank lain.

1 komentar: