A.
Analisis Akuntansi dan Keuangan
Analisis akuntansi adalah kegiatan yang dilakukan sebelum seorang yang akan
melakukan analisis keuangan atas laporan keuangan perusahaan. Analisis
akuntansi dilakukan karena beberapa faktor berikut ini.
Standar akuntansi, dalam standar akuntansi terdapat prinsip-prinsip yang menyebabkan laporan keuangan tidak mencerminkan realitas ekonomi yang ada. Akibatnya laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan sebenarny. Contohnya penggunaan prinsip historical cost dalam akuntansi menyebabkan aktiva dinilai berdasarkan nilai pada saat perolehan padahal nilainya saat ini sudah berubah.
Dalam akuntansi banyak menggunakan estimasi yang ditentukan oleh manajemen. Adakalanya estimasi yang dilakukan tidak akurat sehingga menyebabkan angka dalam laporan keuangan menjadi salah atau tidak mencerminkan realitas ekonomi.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan telah ditetapkan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, namun diantara karakteristik kualitatif sering terdapat benturan. Sebagai contoh penggunaan konsep reliable dan relevance. Jika mengutamakan reliable maka prinsip historical cost lebih reliable karena harga perolehan dapat diverifikasi, namun nilainya tidak menunjukkan nilai ekonomis terkini aset tersebut sehingga kehilangan relevansi.
Earning management merupakan praktek yang membuat laporan keuangan dapat bias karena disajikan menurut tujuan dari penyusunnya. Earning manajemen adalah tindakan yang dibolehkan karena masih berdasarkan standar ataupun tindakan yang dilarang karena melanggar standar dalam upaya manajemen mengatur kinerja keuangan untuk tujuan memenuhi kontrak atau ketentuan tertentu.
Mengingat kelemahan tersebut, maka sebelum laporan keuangan dianalisis harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian angka-angka laporan keuangan. Kegiatan ini disebut recasting karena kita menyusun ulang laporan keuangan sebelum analisis rasio dan analisis yang lain dilakukan
Standar akuntansi, dalam standar akuntansi terdapat prinsip-prinsip yang menyebabkan laporan keuangan tidak mencerminkan realitas ekonomi yang ada. Akibatnya laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan sebenarny. Contohnya penggunaan prinsip historical cost dalam akuntansi menyebabkan aktiva dinilai berdasarkan nilai pada saat perolehan padahal nilainya saat ini sudah berubah.
Dalam akuntansi banyak menggunakan estimasi yang ditentukan oleh manajemen. Adakalanya estimasi yang dilakukan tidak akurat sehingga menyebabkan angka dalam laporan keuangan menjadi salah atau tidak mencerminkan realitas ekonomi.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan telah ditetapkan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, namun diantara karakteristik kualitatif sering terdapat benturan. Sebagai contoh penggunaan konsep reliable dan relevance. Jika mengutamakan reliable maka prinsip historical cost lebih reliable karena harga perolehan dapat diverifikasi, namun nilainya tidak menunjukkan nilai ekonomis terkini aset tersebut sehingga kehilangan relevansi.
Earning management merupakan praktek yang membuat laporan keuangan dapat bias karena disajikan menurut tujuan dari penyusunnya. Earning manajemen adalah tindakan yang dibolehkan karena masih berdasarkan standar ataupun tindakan yang dilarang karena melanggar standar dalam upaya manajemen mengatur kinerja keuangan untuk tujuan memenuhi kontrak atau ketentuan tertentu.
Mengingat kelemahan tersebut, maka sebelum laporan keuangan dianalisis harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian angka-angka laporan keuangan. Kegiatan ini disebut recasting karena kita menyusun ulang laporan keuangan sebelum analisis rasio dan analisis yang lain dilakukan
a. Kegunaan Akuntansi
bagi Perusahaan
Perusahaan adalah suatu lembaga yang melakukan kegiatan usaha baik memproduksi
barang ataupun jasa untuk dikonsumsi oleh masyarakat yang bertujuan untuk
memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya.
Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, jasa, ataupun perusahaan manufaktur
pasti melakukan transaksi. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan
tersebut harus dicatat dengan baik dan benar sesuai bukti-bukti yang ada.
Proses pencatatan transaksi tersebut disebut sebagai proses akuntansi atau
siklus akuntansi.
Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan,
kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan
tersebut. Jika proses akuntansinya tersusun dengan baik dan benar sesuai dengan
bukti-bukti yang ada, maka kemungkinan besar perusahaan tersebut merupakan
perusahaan yang baik, begitu pula sebaliknya.
Akuntansi juga berfungsi sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan, misalnya untuk mengetahui maju mundurnya suatu perusahaan
dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut. Selain itu akuntansi
juga berfungsi sebagai dasar dalam perhitungan pajak suatu perusahaan dan dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para investor yang ingin
menginvestasikan asset mereka. Jadi dengan kata lain akuntansi merupakan
cerminan dari suatu perusahaan.
Kegunaan Akuntansi Bagi
Perusahaan:
- Manajemen merupakan pihak intern yang berkaitan langsung dan sangat memerlukan infomasi keuangan untuk melakukan pengendalian (controll), pengkoordinasian (coordination), dan perencanaan (planning).
- Pihak ekstern yang mempunyai kaitan langsung dengan perusahaan, antara lain investor (pemilik), kreditor, pelanggan, karyawan, dan masyarakat. Mereka berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan dengan manfaat yang berbeda-beda, antara lain :
a.
Pemilik berkepentingan untuk
menentukan sikap tetap memegang saham atau melepasnya.
- Kreditor berkepentingan untuk memutuskan kredit kepada perusahaan dapat diperpanjang atau diperbesar.
- Pelanggan (customer) berkepentingan untuk mengevaluasi hubungan usaha dengan perusahaan.
- Karyawan berkepentingan untuk mengetahui hak-hak yang dapat diperoleh dari peusahaan.
- Masyarakat umum berkepentingan untuk aspek umum dan sosial perusahaan.
- Perusahaan dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya memerlukan informasi mengenai alokasi sumber daya. Informasi tersebut digunakan untuk menentukan aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar penyusunan statistik pendapatan nasional.
b. Jenis-jenis laporan keuangan
Sesuai dengan definisi akuntansi sebagai suatu kegiatan yang meliputi
proses pencatatan sampai dengan penganalisaan data-data keuangan perusahaan,
produk (out put) yang dihasilkan kegiatan tersebut berupa pelaporan
keuangan. Pelaporan keuangan ini terdiri dari pelaporan keuangan yang khusus
digunakan untuk kepentingan internal perusahaan saja dan juga pelaporan
keuangan yang ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan.
Jenis pelaporan keuangan berikut ini dapat dikategorikan sebagai pelaporan
keuangan yang terutama ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan.
Meskipun demikian pihak internal juga memerlukannya. Pelaporan keuangan ini
lazim disebut dengan laporan keuangan, yang meliputi:
1. Laporan Laba Rugi yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang hasil
kegiatan operasi perusahaan (laba atau rugi) selama satu
kurun waktu (periode) tertentu.
2. Laporan Ekuitas yaitu
laporan keuangan yang memberikan informasi tentang perubahan ekuitas pemilik
atau modal selama kurun waktu (periode) tertentu.
3. Neraca yaitu
laporan keuangan yang memberkan informasi tentang aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan pada saat (tanggal) tertentu.
4. Laporan Arus Kas yaitu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang
penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama kurun waktu (periode) tertentu.
5. Catatan atas Laporan
Keuangan yaitu berupa informasi baik yang bersifat keuangan maupun
non keuangan yang bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang kebijakan
kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, rincian pos pos laporan
keuangan, penjelasan kontrak-kontrak utang perusahaan dan lain-lain.
B.
Pengertian
Analisa Rasio Pendanaan
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering melakukan penilaian terhadap sesuatu dengan
menggunakan berbagai metode atau standardisasi. Begitu juga untuk melakukan
penilaian suatu perusahaan, kita dapat melakukan penilaian dengan berbagai
metode, salah satu metode yang dikenal adalah analisa rasio (financial ratio)
Yang dimaksud dengan analisa rasio
adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam Iaporan
keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
1.
Tuiuan Analisa Rasio
Analisa
rasio dapat ditinjau dari berbagai sudut sesuai dengan kepentingannya. Seperti
analisa rasio berdasarkan sumber data dari mana rasio itu dibuat, analisa rasio
berdasarkan tujuan dari penganalisa itu sendiri, analisa rasio berdasarkan
tujuan dari para kreditur jangka pendek maupun kreditur jangka panjang, dan
analisa rasio ditinjau dari sudut pemegang saham maupun calon investon serta
analisa rasio ditinjau dari segi manajemen perusahaan.
a.
Berdasarkan sumber data dari mana
rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat dibedakan sebagai berikut.
(1) Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio)
Rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang datanya berasal dari
pos-pos yang ada di neraca.
(2) Rasio-rasio
Iaba rugi (income statement ratio)
Rasio Iaba rugi, yaitu rasio-rasio
yang datanya berasal dari pos- pos rugi Iaba.
(3) Rasio-rasio antar Iaporan
(inter statement ratio)
Rasio antar Iaporan, adalah gabungan dari pos-pos yang
terdapat dalam neraca dan rugi Iaba.
b.
Di samping penggolongan tersebut,
rasio juga dibuat berdasarkan tujuan dari pihak penganalisa daiam mengevaluasi
kinerja suatu perusahaan berdasarkan Iaporan keuangannya.
c.
Bagi kreditur jangka pendek Iebih
menekankan pada penilaian kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang
yang segera harus dilunasi. Dalam jangka pendekjumlah aktiva Iancar yang
dimiliki akan menentukan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka
pendeknya, atau dengan kata lain analisa tingkat Iikuiditasnya (liquidity).
d.
Sementara itu kreditur jangka
panjang Iebih menekankan pada penilaian kemampuan perusahaan dalam membayar
bunga pinjaman dan kemampuan membayar pokok pinjaman; jadi, di samping
Iikuiditas maka tingkat profitabilitas (profitability) juga dinilai.
e.
Para
pemegang saham selain meniiai Iikuiditas dan profitabilitas, juga memperhatikan
tingkat pengembalian (return) terhadap investasi yang ditanamnya.
f.
Calon investor Iebih melihat pada
rasio penilaiannya (valuation) untuk menentukan Iayak atau tidaknya saham
perusahaan tersebut dimiliki. Ukuran baik tidaknya kinerja perusahaan dari segi
manajemen keuangan adalah sebagai berikut.
1)
Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban (hutang) yang akan jatuh tempo (liquidity).
2) Kemampuan perusahaan untuk
menyusun struktur pendanaan yaitu perbandingan antara hutang dan modal
(leverage).
3) Kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan (proHtability).
4) Kemampuan untuk berkembang
(growth).
5) Kemampuan perusahaan untuk
mengelola asset secara maksima(activity).
Kinerja tersebut saling terkait
antara satu dengan Iainnya, misalnya untuk mengukur proritability perusahaan
berhubungan dengan leverage, yaitu seberapa besar hutang perusahaan khususnya
hutang yangmengandung biaya bunga, sebab semakin besar biaya bunga semakin
kecil profitability
Walaupun perusahaan memiliki
profitability yang tinggi, namun Iikuiditasnya rendah, perusahaan menghadapi
masalah, yaitu paiiit karenatidak mampu membayar hutangnya.
Selain itu, protitability perusahaan
juga dapat melihat apakah aset yangdimiliki perusahaan telah digunakan secara
maksimai. Sebagai contoh, apakah piutang usaha yang ada sudah tergolong wajar?.
Bila piutangusaha tergolong cukup besar dan sebagian besar piutang usaha
dibiayai oleh hutang bank maka perusahaan harus menanggung biaya bunga yang
Iebih besar dari semestinya. Akibatnya adalah profitability mengalamipenurunan.
Analisa perbandingan rasio, dapat
dilakukan dengan dua cara.
(1) Analisa
Horizontal, yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari satu
periode dengan periode Iainnya. Misalnya, membandingkan rasio perusahaan pada
tahun 2005 dan rasio tahun 2006 sehingga dapat diambil suatu kesimpulan apakah
kinerja perusahaan mengalami peningkatan/peitumbuhan atau sebaliknya.
(2) Analisa
Vertikal, yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan
sejenis atau industri dalam satu periode yang sama. Misalnya PT X bergerak
dibidang industri rokok, maka ratio PT X tahun 2006 dibandingkan dengan ratio
PT Y tahun 2006 yang juga bergerak dibidang industri rokok atau membandingkan
ratio PT X tahun 2006 dengan rata-rata industri rokok tahun 2006 sehingga dapat
disimpulkan mengenai kinerja perusahaan
Ada berbagai pendapat ahli mengenai
Kategori dari rasio-rasio tersebut yang didasarkan pada tujuan penganalisa
dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan Iaporan keuangannya.
a. Menurut John J. Hampton, rasio keuangan dapat digolongkan
menjadi tiga kategori, yakni rasio Iikuiditas, rasio prolitabilitas, dan rasio
kepemilikan.
1) Rasio Iikuiditas
Rasio Iikuiditas bertujuan menguji
kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar
kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi. Kategori rasio Iikuiditas,
antara lain rasio Iancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), perputaran
piutang (reveivable turn over), dan perputaran persediaan (inventory turn
over).
2) Rasio profitabilitas
Rasio profltabilitas berlujuan
mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan. Misalnya, ma'gin keuntungan (profit margin), margin Iaba
kotor (gross prolitmargin), perputaran aktiva (operating assets turn over), imbalan
hasil dari investasi (return on investment), dan rentabilitas modal sendiri
(return on equity).
3) Rasio kepemilikan
Rasio kepemilikan berkaitan Iangsung
ataupun tidak Iangsung dengan keuntungan dan Iikuiditas. Membantu pemilik saham
dalam mengevaluasi aktvitas dan kebijaksanaan perusahaan yang berpengaruh
terhactap harga saham di pasaran. Misalnya, keuntungan per Iembar saham
(earning per share), nilai buku per Iembar saham (book value per share), dan
rasio hutang dan modal sendiri (capital structure ratio).
b. Menurut Fred J.Weston,
rasio-rasio keuangan ini dibagi menjadi 6 kelompok, yakni rasio Iikuiditas,
rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan, dan
rasio valuasi.
1. Rasio Iikuiditas
Rasio Iikuiditas bertujuan mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajilsan jangka pendeknya.
2. Rasio leverage
Rasio leverage bertujuan mengukur
sejauh mana kebutuhan keuangan perusahaan dibiayai dengan dana pinjaman.
3. Rasio aktivitas
Rasio aktivitas bertujuan mengukur
efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana.
4. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas, bertujuan
mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi
melalui kegiatan penjualan.
5. Rasio pertumbuhan
Rasio pertumbuhan, bertujuan
mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam
pertumbuhan perekonomian dan dalam industri.
6. Rasio valuasi
Rasio valuasi, bertujuan mengukur
performa perusahaan secara keseluruhan, karena rasio ini merupakan pencerminan
dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil.
c . Menurut Lyn M. Fraser; rasio
keuangan dapat digolongkan sebagai berikut.
Rasio Iikuiditas (solvensi jangka
pendek)
1. Rasio Iikuiditas,
yaitu rasio yang bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan uang tunai.Terdiri dari rasio Iancar (current ratio), Rasio cepat
(quick ratio), Rasio aliran kas (cash How liquidity ratio). Rasio aktivitas
(efisiensi pengelolahan aset)
2. Rasio aktivitas,
yaitu rasio untuk mengukur Iikuiditas aktiva tertentu dan efisiensi pengelolaan
asset, terdiri dari rata-rata pengumpulan piutang (account receivable in days),
perputaran piutang (account receivable turn over), perputaraan persediaan
(Inventory turn over), perputaran aktiva tetap (fixed asset turn over),
perputaran total aktiva (asset turn over).
3. Rasio leverage
(pembelanjaan dengan hutang dan pelunasannya) Rasio leverage, yaitu rasio untuk
mengukur sejauh mana pembelanjaan dilakukan dengan hutang dibandingkan dengan
modal, dan kemampuan untuk membayar bunga sefca beban tetap lain. Rasio ini
terdiri dari debt to equity, TIER, fixed charge coverage, cash How adequacy
4. Rasio profitabilitas
(efisiensi dan kinerja keseluruhan) Rasio profitabilitas, yaitu rasio untuk
mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolahan
aktiva, kewajiban dan kekayaan. Terdiri atas gross profit margin, operating
profit margin, netprotit margin, cash How margin, ROA, ROE dan cash return on
assets.
C.
Metode
Metode Pendanaan Hutang
Perusaahan
meminjam dana untuk diinvestasikan dalam aktiva-aktiva yang berbentuk bangunan,
mesin-mesin, dan peralatan lainya. Perusahaan-perusahaan yang akan
menginvestasikan pada tambahan aktiva-aktiva ini biasanya harus meminjam lebih
banyak dana. Perusahaan jasa akan menghabiskan lebih banyak uang yang pada
karyawanya. Disbanding mesin-mesin da pabrik-pabrik. Sehingga, mereka tidak
akan perlu meminjam banyak dana karena tidak perlu membeli mesin-mesin untuk
keperluan produksi. Namun sebaliknya, perusahaan-perusahaan industry cenderung
memiliki investasi yang sangat besar dalam aktiva seperti bangunan, mesin-mesin
dan oleh karenanya harus memperoleh modal lebih banyak. Metode-metode pendanaan
utang yang umum akan diuraikan lebih lanjut
Sebagai
salah satu metode pendanaan umum, perusahaan memperoleh pinjaman dari berbagao
lembaga keuangan. Ketika perusahaan mengajukan permohonan pinjaman. Harus
menyajikan rencana keuangan secara rinci, termasuk mengenai proyeksi khususu
akan pendapatan dan pengeluaran dimasa mendatang. Rencana tersebut harus dapat
menggambarkan bagaimana perusahaan akan menghasilkan pendapatan cukup layak
untuk membayar pinjaman sepanjang jangka waktu.
Banyak
pinjaman untuk masa tiga tahun atau blebih. Pemilik dana akan menilai kelayakan
kredit dari perusahaan, berkenaan dengan beberapa faktor yaitu :
1. Rencana
penggunaan pinjaman perusahaan
2. Kondisi
keuangan bisnis perusahaan
3. Peramalan tentang industry atau lingkungan di
sekitar bisnis perusahaan
4. Adanya
jaminan dari perusahaan yang dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman.
Karena pemilik dana
harus menilai kondisi keuangan setiap bisnis yang akan diberi pinjaman, maka
pemilik dana akan sangat memerlukan laporan-laporan keuangan. Pemilik dana akan
menilai laporan-laporan keuangan untuk menentukan apakah perusahaan akan
sanggup membayar pinjaman tepat pada waktunya.
Jika pemilik dana
menentukan bahwa perusahaan cukup layak untuk mendapatkanpinjaman, maka mereka
akan mencoba menentuka persyaratan pinjaman yang dapat disetujui oleh
perusahaan. Persyaratan-persyaratan pinjaman akan menentukan jumlah pinjaman,
jangka waktu pinjaman, dan tingkat suku bunga pinjaman
D.
Tingkat
Suku Bunga dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
a.
Pengertian
Tingkat Suku Bunga
Perubahan
tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi
di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor
asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang umunya berjangka pendek.
Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah
permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu negara
terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital inflows) di luar negeri, hal
ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai
tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta
asing (dalam Madura, 2000, p. 101).
Adapun pengertian suku bunga (interest rate) (dalam Samuelson dan Nordaus, 1992, p.500 ):
a. Interest adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
b. Interest rate adalah jumlah interest yang dibayarkan per unit waktu atau orang harus membayar untuk kesempatan meminjam uang.
c. Karakteristik pinjaman dari tingkat suku bunga yang berbeda dapat dilihat dari :
1. Term or maturity
Merupakan jangka waktu atau jatuh tempo, dimana mereka harus membayarnya.
2. Risk
Beberapa pinjaman pada umumnya tidak beresiko, sementara yang lain mengandung tingkat inflasi spekulasi yang tinggi.
3. Liquidity
Aktiva dikatakan likuid apabila dapat diubah dalam bentuk tunai (cash) secara cepat dan dengan kerugian nilai yang sedikit pula.
4. Administrative costs.
Biaya administrasi yang dibebankan pada para peminjam atas kelalaian dan urusan administrasi.
d. Suku bunga diskonto adalah tingkat suku bunga yang dibayar oleh Bank-bank umum apabila meminjam uang dari Bank Sentral. Menurut Weston dan Copeland (1998, p. 184), suku bunga dalam keseimbangan suatu pasar merupakan harga suatu waktu, dimana harga tersebut adalah hasil pengembalian yang menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan ekonomi. Suatu tingkat suku bunga akan cenderung naik apabila jumlah uang lebih sedikit dan permintaan terhadap uang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, tingkat suku akan cenderung turun apabila jumlah uang lebih banyak/besar dan permintaan terhadap uang lebih sedikit.
Sedangkan teori paritas suku bunga merupakan salah satu teori yang penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas. Teori ini pada dasarnya bahwa tingkat bunga di suatu negara akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan laju depresiasi mata uang suatu negara dengan negara lain. Berdasarkan Shapiro ( 1994, p. 164 ) bahwa yang dimaksud dengan Interest Parity adalah suatu kondisi di mana perbedaan tingkat suku bunga sama dengan perbedaan forward di pasar yang efisien dengan asumsi tidak ada biaya transaksi (no transaction cost).
b.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Agar
keuntungan dapat diperoleh secara maksimal, manajemen bank harus pandai dalam
menentukan besar kecilnya suku bunga. Karena apabila salah dalam menentukan
suku bunga bank akan mengalami kerugian. Diantara faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi suku bungan ini antara lain:
1.
Kebutuhan dana
Yaitu dana
yang dibutuhkan bank sebagai simpanan, karena banyaknya permintaan untuk
pembiayaan dari masyarakat peminjam, sedangkan dana di bank kurang mencukupi
untuk permintaan ini dan persediaan yang likuid di kas. Oleh karena itu untuk
memancing nasabah pemodal supaya mau menabungkan dsana di bank, maka bank akan
menaikkan suku bunga simpanan. Dengan naiknya suku bunga simpanan ini akan
mengakibatkan naiknya suku bunga pinjaman dari bank tersebut.
2. Taget laba yang diinginkan
Faktor ini
dikhususkan untuk bunga pinjaman, dimana apabila bank menginginkan laba yang
besar maka bunga pinjaman juga ikut naik.
3. Kualitas jaminan
Kualitas
jaminan juga dapat mempengaruhi suku bunga bagi peminjam. Maksud kualitas
disini adalah semakin likuid jaminan yang dijaminkan maka suku bunga akan
cenderung turun, begitu juga sebaliknya. Sebagi contoh, jaminan berupa
sertifikat deposito berbeda jauh dengan sertifikat tanah. Hal ini di karenakan,
jika pinjaman bermasalah, pencairan jaminan berupa sertifikat deposito lebih
mudah dicairkan dibanding sertifikat tanah.
4. Kebijaksanaan pemertintah
Dalam
menentukan bunga simpanan dan bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi standar
yang diperbolehkan pemerintah. Tujuan kebijakan dari pemerintah ini adalah agar
bank dapat bersaing secara sehat.
5. Jangka waktu
Baik untuk
bunga simpanan maupun pinjaman faktor jangka waktu sangat menetukan. Untuk
pinjaman, semakin lama jangka waktunya maka bunga pinjaman pun semakin tinggi,
hal ini dikarenakan besarnya kemungkinan risiko macet dimasa akan datang.
Sedangkan untuk simpanan berlaku sebaliknya, semakin lama jangka waktunya maka
bunga simpanannya akan semakin rendah.
6. Reputasi perusahaan
Faktor ini
lebih berpengaruh pada bunga pinjaman, karena perusahaan yang bonafid untuk
kemungkinan risiko kredit macet di masa akan datang relatif kecil dibankding
denga perusahaan yang memiliki bonafid yang kurang.
7. Produk yang kompetitif
Produk
yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya bunga pinjaman. Produk yang
kompetitif disini adalah produk yang laku di pasaran. Semakin kompetitif produk
tersebut, maka bunga pinjaman akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena
produk jenis ini perputarannya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
8. Hubungan baik
Besarnya
bunga pinjaman yang diberikan sangat berkaitang dengan faktor kepercayaan
terdahap si peminjam. Dalam praktiknya bank menggolongkan nasabah itu menjadi
dua, yaitu nasabah utama (primer) dengan nasabah biasa (skunder). Penggolongan
ini didasarkan kepada loyalitas nasabah kepada bank yang bersangkutan.
9. Persaingan
Dalam
kondisi bank yang sedang membutuhkan dana, sementara tingkat persaingan dalam
perebutan dana sangat ketat, maka bank menaikkan suku bunga lebih tinggi
dibankding bank lain.